28/09/2016 10:27 WIB

---

Sakit Jantung Koroner bagian ke-1: Mencari informasi dokter jantung di luar negeri

 

Halo kawan-kawan, saya akan sharing pengalaman saya pada tahun 2009 yaitu sewaktu saya mempersiapkan papa saya untuk operasi by-pass jantung di Penang. Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat untuk kawan-kawan semua.

 

Papa saat itu berumur 63 tahun. Dia sering mengeluh nyeri dada, sesak nafas, dan nafasnya terengah-engah. Apalagi saat naik tangga di rumah kami dari lt.1 ke lt.2, papa sering terengah-engah saat tiba di lt. 2. Lalu mama membawa papa untuk check-up di salah satu RS di Jakarta. Dokter menyatakan kalau papa terkena sakit jantung koroner yang sudah dalam tahap parah dan harus diambil tindakan operasi by-pass segera.

 

Lalu kami sekeluarga berunding, karena operasi by-pass termasuk operasi besar yang sangat beresiko kematian.  O yah, untuk teman-teman yang blm tau tentang operasi by-pass jantung, saya akan coba menjelaskan secara singkat:

 

“ByPass Jantung merupakan suatu tindakan operasi dimana dibuat saluran baru untuk memberikan supply darah ke jantung yg pembuluh darah asalnya sudah mengalami banyak penyumbatan. Hal ini dilakukan agar jantung mendapatkan darah lebih banyak dan melakukan fungsi pompanya lebih baik. (Saluran baru biasanya diambil dari pembuluh darah kaki)”

 

 

Sakit jantung koroner bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti: rokok, pola makan yang tidak baik, gizi yang tidak seimbang, kurang olahraga, stress, obesitas, dan faktor usia. Papa saya adalah perokok aktif sejak dia masih muda. Saya rasa faktor inilah yang menyebabkan papa terkena sakit jantung koroner.

 

 

Makanya teman-teman sayangilah jantung anda.

 

Akhirnya setelah melalui berbagai pertimbangan, kami sekeluarga memutuskan untuk membawa papa check-up ke luar negeri untuk meminta second opinion dari dokter luar negeri. Kami berharap mudah-mudahan tidak perlu dilakukan operasi by-pass (siapa tau cukup dengan memasang balon/ring). Info singkat untuk teman-teman:

 

“Untuk pembuluh darah jantung yg tersumbat belum terlalu parah, cukup dilakukan pemasangan balon atau ring (stent) agar pembuluh darah menjadi lebar sehingga supply darah dapat mengalir lebih lancar. Teknik ini biasa dikenal dengan nama angioplasty.”

 

Negara pertama yg terlintas di pikiran saya adalah Singapore. Lalu saya langsung terbayang omongan orang kalau pengobatan di Singapore memang bagus tapi biayanya sangat mahal sekali. (Apalagi di Rumah Sakit swasta seperti Gleneagles dan Mount Elizabeth)

 

Lalu setelah mencari berbagai informasi dari family dan teman, akhirnya kami bisa menentukan pilihan kami. Yaitu banyak dari mereka yang merekomendasikan untuk pergi ke Penang. Dari segi biaya, harga berobat di Penang jauh lebih murah dibanding Singapore (hanya menghabiskan 1/3 dari biaya berobat di Singapore). Dari segi teknologi, Penang juga tidak kalah dari Singapore. Selain itu di Penang ada 1 doker yang sudah terbiasa menangani penyakit jantung koroner. Banyak orang yang sudah berobat kesana dan sembuh. Nama dokternya adalah dr. Teh Aik Seng. Dia berada di Penang Adventist Hospital.

 

Setelah kami sekeluarga sepakat untuk membawa papa ke Penang, maka kami segera mencari informasi lainnya seperti: Pesawat, tempat tinggal selama di Penang, dan berbagai informasi tentang Adventist Hospital. Dan kami melakukannya dengan sangat cepat, karena kami berpacu dengan waktu bila berurusan dengan sakit jantung koroner yg bisa secara tiba-tiba merenggut nyawa.

 

Saya segera mencari tiket pesawat ke Penang, akhirnya saya memakai jasa penerbangan Lion Air. Untuk sekedar informasi, penerbangan dari Jakarta ke Penang pada saat itu (tahun 2009) belum ada yang direct (langsung). Kami menggunakan Lion Air dari Jakarta harus transit di Medan baru lanjut ke Penang. Saat ini, kalau kami ke Penang, kami selalu menggunakan Air Asia karena penerbangannya direct (langsung) dari Jakarta ke Penang.

 

Lalu, mama mengajak papa berkonsultasi dengan dokter jantung di Jakarta untuk menanyakan apakah kondisi papa memungkinkan untuk naik pesawat terbang.

 

“Dokter jantung mengijinkan dengan catatan harus meminum obat pengencer darah, agar aliran darah lebih mudah mengalir melalui pembuluh darah ke jantung.”

 

Lalu saya mencari informasti tentang Adventist Hospital dari internet (www.pah.com.my) dan menelpon ke Adventist Hospital di Penang. Teman-teman, ternyata liaison officer (HuMas) Adventist Hospital bisa berbahasa Indonesia. Namanya ibu Janni Utomo. Informasi penting yg saya tanyakan yaitu:

1) Apakah dr. Teh Aik Seng available pada saat kami berangkat ke sana

Jangan sampai dokter sedang ambil cuti saat kita disana

 

2) Berapakah kira-kira biaya operasi ByPass Jantung (bila papa memang harus melakukan operasi)

Kita bisa mempersiapkan berapa besar Ringgit yg harus kita bawa

 

Ternyata ibu Janni Utomo dulunya orang Indonesia dan sekarang menikah dengan orang Malaysia. Pelayanan lewat telpon sangat lengkap dan informatif. Bahkan ada fasilitas penjemputan di airport Penang untuk 1 pasien dan 1 pengantar. Informasi kontak ibu Janni Utomo:

Email   : janniutomo@pah.com.my

Phone  : +60 12 4109133

 

Lalu saya juga mencari informasi untuk tempat tinggal kami selama di Penang. Akhirnya kami direkomendasikan oleh saudara kami yg pernah kesana,  yaitu di Wayton Court. Wayton Court adalah apartemen rumah susun yg lokasinya sangat dekat dg Adventist (3 menit jalan kaki). Contact personnya adalah Mr. AhBeng. Dan dia akan menunggu kami di Adventist Hospital. Nomor kontak Mr. AhBeng +60 16 4111266.

 

Persiapkanlah informasi sebanyak mungkin sebelum berangkat sehingga memudahkan perjalanan kita kesana. Setelah semua siap, berangkatlah kami sekeluarga (saya, papa, mama,  kedua adik saya, dan paman saya). Kami sengaja berangkat berenam untuk memberikan dukungan moril kepada papa.

Kami tiba di Penang hari Jumat sekitar pukul 4 sore waktu Penang. (Waktu Penang 1 jam lebih cepat daripada Waktu Jakarta). Karena kami ber-6, kami tidak menggunakan fasilitas penjemputan airport dari Adventist. Kami naik 2 taxi langsung menuju Adventist Hospital.

 

Sesampainya di Adventist Hospital, saya sangat kaget. Ternyata rumah sakit tersebut sangat ramai, dan banyak sekali orang Indonesia. Hampir sekitar 70% adalah orang Indonesia. Disini saya mendengar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. (untuk sekedar informasi, saat ini thn 2015 pasien dari Adventist Hospital 90% adalah orang Indonesia dan lebih ramai dari tahun 2009).

 

Akhirnya saya bertemu dengan Mr. AhBeng dan langsung diajak ke Wayton Court naek taxi beliau. Ternyata profesi utama Mr. AhBeng adalah supir taxi. Selain supir taxi, dia menjadi semacam broker sewa rumah susun. Lalu kami menyewa 1 unit rumah susun di lt. 8 (kalau tidak salah ingat) yg terdiri dari 1 master bedroom (dg kamar mandi di dalam), dan 2 bedroom biasa. Alasan kami menyewa 1 unit karena kami beranggotakan 6 orang. Selain itu juga ada dapur, sehingga kami bisa berbelanja di pasar dan memasak sendiri sehingga bisa menghemat pengeluaran kami. Ternyata tiap pagi ada pasar di bagian bawah Wayton Court. Selain itu juga ada mesin cuci di Lt. 6 (kalau tidak salah) yang boleh dipakai oleh kami. Dengan demikian, hal ini sangat menghemat cost kami.

 

  

  

 

Kawan-kawan, saya sudahi dulu tulisan saya sampai sini. Setelah ini akan saya ulas lebih dalam mengenai operasi by-pass jantung papa. Jika ada kawan-kawan yg membutuhkan informasi medis di Penang, silahkan jangan ragu untuk menghubungi saya, saya akan berusaha menyediakan semua informasi yg saya punya. Terima kasih atas waktunya.

Share :